Widget HTML Atas

Tape Singkong dan tradisi barter yang masih eksis di Purworejo

    Singkong merupakan komoditas pertanian yang cukup melimpah di Kcamatan Kemiri,Kabupaten Purworejo.Singkong merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan bisa tumbuh di tanah yang kurang subur sekalipun.Tanaman ini juga bisa tumbuh di ketinggian 10-1500 Mdpl,namun ketinggian tempat yang ideal untuk tanaman ini antara 10-700 Mdpl.


   Penanaman singkong dilakukan dengan mencangkul atau membajak lahan,kemudian batang singkong di potong dan di tancapkan di lahan yang sudah di cangkul.Sangat di anjurkan penanaman di lakukan pada awal musim hujan.Singkong akan siap panen dalam jangka waktu 6-8 bulan.


   Singkong di Dusun Watubelah Desa Wonosuko menjadi komoditas utama bagi masyarakat,mereka biasa nya menumpang singkong di samping tanaman lain nya.Ada juga masyarakat yang hanya menanam singkong di kebun mereka.


Informasi Terbaru !


   Mereka juga punya cara unik untuk menjajakan tape mereka yaitu dengan cara barter dengan padi di sawah saat musim panen padi.Namun selain barter dengan padi mereka biasa nya juga tidak menolak jika ada yang mau membeli dengan uang.Jadi jangan heran jika masyarakat Dusun Watubelah mempunyai banyak padi/gabah walaupun mereka tidak menanam padi.Istilah warga yang sedang menjajakan tape di sawah di sebut "ider" sedangkan yang membarter dengan padi di sawah di sebut "ngurup".


   

   

   

   

   

"Saya sudah berjualan tape dengan sistem barter selama kurang lebih 40 tahun,lebih menguntungkan jika di banding menjual nya dengan uang",ucap Ponijah(60).,Salah satu penjual tape asal Desa Wonosuko saat kami wawancarai di Pasar Gembor,Wirun.


   Ponijah(60) tak hanya membawa tape ke sawah tapi juga makanan lain seperti roti,dan snack,bahkan rokok.Bahkan menurutnya banyak petani di sawah yang memesan terlebih dahulu untuk kebutuhan saat mereka memanen padi nya,yang nantinya akan di tukarkan dengan padi yang mereka panen.

   

No comments for "Tape Singkong dan tradisi barter yang masih eksis di Purworejo"