Widget HTML Atas

Nyadran,Tradisi Jawa yang masih di lestari di Desa Wonosuko Purworejo


   Setiap menjelang Ramadan, tepatnya pada bulan Sya’ban, masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah dan Yogyakarta, selalu melakukan tradisi Nyadran begitu juga di Desa Wonosuko Kecamatan Kemiri Purworejo.Budaya yang telah dijaga selama ratusan tahun ini, dilakukan dengan bersih-bersih makam para orang tua atau leluhur, membuat dan membagikan makanan tradisional, serta berdoa atau selamatan bersama di sekitar area makam. Dalam kalender Jawa, Bulan Ramadan disebut dengan Bulan Ruwah, sehingga Nyadran juga dikenal sebagai acara Ruwah.

   Acara Nyadran di Desa Wonosuko di lakukan pada Jumat (05/03/2021),atau berdasar Kalender Jawa Jumat Kliwon,21 Ruwah.Acara berlangsung pagi hari dengan bersih makam leluhur dan pepunden yang masyarakat sebut dengan nama Mbah Glanthang dari rumput dan pohon bambu yang menutupi makam,beserta mendoakan leluhur yang telah meninggal.Acara terakhir yaitu Kenduri/Kepungan.Masyarakat bersama sama menyembelih kambing dan ayam ingkung dan hasil bumi yang nanti nya akan di doakan sebagai rasa syukur menyambut Bulan Ramadhan.

                                            Bersih makam dalam acara nyadran di Desa Wonosuko

   Dirangkum dari berbagai sumber, tradisi ini adalah hasil akulturasi budaya Jawa dengan Islam. Kata Nyadran berasal dari kata 'Sraddha' yang bermakna keyakinan.Nyadran menjadi bagian penting bagi masyarakat Jawa. Sebab, para pewaris tradisi ini menjadikan Nyadran sebagai momentum untuk menghormati para leluhur dan ungkapan syukur kepada Sang Pencipta. 

Bersih makam dalam acara nyadran di Desa Wonosuko

  Biasanya,Nyadran diadakan satu bulan sebelum dimulainya puasa,atau pada 15,20, dan23 Ruwah.Masing-masing daerah di tanah Jawa punya ciri khas masing-masing dalam tradisi ini. Masyarakat di beberapa daerah membersihkan makam sambil membawa bungkusan berisi makanan hasil bumi yang disebut sadranan.Secara tradisi,sadranan akan ditinggalkan di area pemakaman.Tak jarang, masyarakat juga meninggalkan uang untuk biaya pengelolaan makam.Namun,tidak semua masyarakat di daerah Jawa Tengah selalu membawa sadranan. 
  

No comments for "Nyadran,Tradisi Jawa yang masih di lestari di Desa Wonosuko Purworejo"