Selikuran Tradisi Unik Sambut Malam Lailatul Qadar
Bagi umat Islam, Lailatul Qadar adalah satu malam yang nilainya sama dengan seribu bulan.Kegiatan Ibadah pada malam Lailatul Qadar niscaya akan mendapat pahala seribu kali lipat lebih banyak dari hari-hari biasa maupun pada hari-hari Ramadan lainnya.Dalam masyarakat Jawa,malam Lailatul Qadar di sebut dengan Malem Selikur atau Selikuran.
Malem Selikur atau sering dikenal sebagai Selikuran diyakini telah ada sejak awal penyebaran agama Islam di tanah Jawa.Wali Songo yang pertama memperkenalkan ini. Cara ini dipilih sebagai metode dakwah Islam yang disesuaikan dengan budaya Jawa.
Malam Selikuran Keraton Solo (Kompas.com) |
Selikur atau "Sing linuwih ing tafakur" Sebuah kalimat berbahasa Jawa yang selalu diajarkan Wali Songo kala itu yang artinya ajakan untuk lebih giat mendekatkan diri kepada Allah swt.
tradisi ini diisi dengan serangkaian kegiatan ibadah seperti qiroah Alquran, tausiyah, doa bersama, zikir bersama, dan buka puasa bersama.
Malem Selikur masih sangat melekat di masyarakat Jawa.Banyak keunikan ketika mereka menyambut malam yang mulia itu.Seperti adanya Kirab Selikuran,Arak-arakan tumpeng,dan lain lain.
Pada akhirnya tradisi ini memiliki tujuan yang sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt,dengan bungkus tradisi yang unik dan beragam dalam masyarakat Jawa.
No comments for "Selikuran Tradisi Unik Sambut Malam Lailatul Qadar"
Post a Comment